basecamp

Mendaki Gunung Sindoro dan Sumbing

Puncak Gunung Sumbing
Puncak Gunung Sumbing dilihat dari jalan raya yang menghubungkan Parakan ke Kertek Wonosobo.
Terkadang kabut cepat turun dari lereng gunung sehingga menutup pemandangan puncak dan lereng Gunung Sumbing.
Sewaktu menerima penugasan untuk meliput Panorama Gunung Dieng sebenarnya kesempatan untuk mendaki gunung Sindoro dan Sumbing sangat terbuka mengingat kedua gunung ini ada di wilayah Temanggung dan Wonosobo. Namun karena bukan seorang petualang, maka berimajinasi saat naik gunung dalam visualisasi sudah cukup membawan pikiran ini sampai ke puncak kedua gunung itu. 

Dan ternyata mendaki gunung ketika sampai ke puncaknya lalu turun masuk ke kawahnya adalah suatu pengalaman yang tidak mudah dilupakan dalam hidup ini.

Memang bagi sebagian orang, mendaki gunung adalah petualangan sekaligus wisata yang mengasyikkan dan penuh tantangan. Itulah yang saya alami ketika mendaki Gunung Ijen sebanyak dua kali dalam rentang waktu hanya 3 tahun. Mendapat tugas meliput Kawah Ijen sekaligus Melintas Indah Alam Banyuwangi sudah cukup menjadikan diri ini lebih mengenal alam lebih dekat lagi. Apalagi bila sudah sampai di puncak gunung, bisa melihat terbitnya sinar mentari di ufuk timur lalu masuk ke kawahnya, akan menyadari betapa diri ini kecil sekali bila dibandingkan dengan alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Salah satu ciptaan Tuhan yang ada di alam ini adalah berdiri dengan kokohnya gunung yang menancapkan kakinya ke bumi. Terlihat indah lereng gunung dengan hijaunya tanaman yang tumbuh di punggung gunung. Saat naik gunung berjalan di jalan setapak yang berliku dan menanjak, kita bisa melihat di sisi kanan dan kiri jalan yang menanjak, terdapat jurang dalam menganga terkadang sering tertutup kabut tebal saat mendaki.

Menelusuri lembah dan menembus rimbunnya hutan pegunungan juga memicu adrenalin dan menjadi tantangan tersendiri bagi pendaki. Apalagi jika masih ada binatang liar di sekitar jalur pendakian. Mendaki gunung tidak sekedar menaklukkan puncak tertinggi, tetapi juga menguji nyali.

Apakah kita kuat berjalan sampai ke puncak atau putus di tengah jalan lalu balik turun, akan mengukur diri ini sudah sejauh mana mental kita kuat bertahan jika menghadapi tantangan dalam perjalanan mendaki gunung. Indonesia memang memiliki sejumlah gunung yang bisa dijadikan sasaran pendakian, salah satunya Gunung Sindoro atau Gunung Sumbing.

lereng pegunungan Sumbing dan Sindoro
Jawa Tengah dikenal sebagai daerah penghasil tembakau. Salah satunya dari lereng pegunungan Sumbing dan Sindoro itu, tumbuh tembakau-tembakau terbaik untuk industri rokok kretek di Indonesia.
Kita kembali ke awal alinea postingan ini yaitu ke wilayah Wonosobo dan Temanggung di Jawa Tengah yang memiliki dua gunung yang bisa dilihat dari kota Wonosobo, yaitu Gunung Sumbing dan Sindoro. Kedua gunung itu mendapat sebutan gunung kembar karena letak geografis keberadaan kedua gunung itu. Lereng kedua gunung ini dipisahkan oleh jalan raya yang menghubungkan kota kecamatan Parakan dan Wonosobo. Jika Anda berkendara melawati jalan raya ini saat udara cerah, maka puncak kedua gunung akan terlihat megah berikut lereng gunungnya.

Kenapa disebut gunung kembar? Pertama, lokasi kedua gunung ini berdekatan. Gunung Sindoro berlokasi di sebelah barat laut Temanggung dan timur laut Wonosobo. Sementara itu Gunung Sumbing berada di sebelah barat daya Temanggung dan sebelah timur Wonosobo. Kedua, ketinggian kedua gunung ini tidak jauh berbeda.

Gunung Sindoro memiliki ketinggian sekitar 3.155 meter dan Gunung Sumbing 3.340 meter. Dari kejauhan kedua gunung ini terlihat sejajar dan sekilas terlihat serupa. Maka tak heran jika kedua gunung itu mendapat sebutan gunung kembar karena tingginya hampir sama. Meskipun layak sama-sama dijadikan area untuk pendakian gunung, kedua gunung itu memiliki tradisi yang berbeda jika dikaitkan dengan tradisi masyarakat setempat atas kedua gunung itu.

Pendakian Gunung Sumbing biasanya dilakukan pada malam 21 bulan Ramadhan, atau disebut malam selikuran. Selain mendaki gunung, biasanya banyak orang berziarah ke makam Ki Ageng Makukuhan di pundak Gunung Sumbing. Tokoh ini dipercaya sebagai orang yang pertama kali menginjakkan kaki di Kedu dan menanam tembakau. Sementara itu pendakian ke Gunung Sindoro biasanya bertepatan dengan malam 1 Syura.

Puncak Gunung Sumbing
Puncak Gunung Sumbing, Merbabu dan Merapi dapa dilihat dari Sindoro.
Saat kondisi gunung ini dinyatakan aman, Anda bisa mendaki Gunung Sumbing kapan saja. Saat mendaki gunung akan disuguhi pemandangan memukau, yaitu perkebunan rakyat yang menanam tanaman sayuran dan tembakau di lereng gunung. Udara gunung tentu saja masih sangat bersih, minim polusi dan terasa sejuk. Jika cuaca sedang baik, saat mendaki Gunung Sumbing akan memakan waktu sekitar 5 jam.

Lain lagi dengan pengalaman seorang rekan saat mendaki Gunung Sindoro. Saat mendaki akan disuguhi keindahan alam seperti Telaga Ajaib dan bunga edelweiss yang bertebaran di Gunung Sindoro. Alam yang masih hijau dengan udara gunung yang sejuk dan dingin akan menyambut perjalanan pendakian. Jika beruntung saat tiba di puncak gunung, melihat terbit dan tenggelamnya matahari bisa disaksikan dari puncak gunung ini.

Bagi pendaki berpengalaman yang sudah sering mendaki gunung, tentu sudah tahu perbekalan apa yang perlu dipersiapkan saat ingin mendaki. Tapi tak ada salahnya informasi bagi calon pendaki perlu juga disosialisasikan. Salah satunya pastikan Anda telah mengetahui informasi karakteristik gunung yang ingin didaki lebih dulu.

Banyak bertanya kepada penduduk setempat tak ada salahnya. Mencermati ada berapa pos pendakian yang bisa dijadikan tempat istirahat saat berjalan mendaki puncak gunung. Masyarakat setempat akan dengan senang hati berbagi informasi penting tentang karakteristik gunung yang tengah didaki, termasuk juga larangan atau pantangan yang harus dipatuhi saat mendaki. Menyiapkan perbekalan secukupnya dan tentu saja persiapan fisik yang kuat agar saat mendaki gunung perjalanan menjadi lancar.

Gunung Sindoro
Peta rute pendakian gunung Sindoro.


Sumber : Reiki | Klasika Wisata
Share on Google Plus

About Unknown

Petualang muda yang suka apa saja kecuali belajar berhitung, jatuh cinta dunia Petualangan dan Alam Indonesia. Juga seorang pengagum pohon Bambu dan bunga Dandelion.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: