basecamp

Pendaki Hilang di Merapi Hoax, Basarnas, Media Nasional dan Polisi Tertipu


Ratusan petugas SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang, Palang Merah Indonesia Kabupaten Magelang, SAR DIY, Basarnas Yogyakarta, dan Polri tertipu dengan informasi pelajar hilang di Gunung Merapi. Setelah disisir dan informasi dikroscek, terbukti tak ada aktivitas pendakian di daerah itu.

Sebelumnya diberitakan ada pelajar yang salah satunya bernama Anisa Wulandari pelajar SMK (SMA) 5 Semarang, satu korban tewas dan 3 pendaki lainnya hilang tersesat di Gunung Merapi.


Humas Basarnas Yogyakarta Rahmawati mengatakan peristiwa yang terjadi di daerah Gunung Merapi merupakan bentuk penipuan semata oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dikuatkan dengan informasi yang pertama kali diberikan oleh seseorang yang mengaku "Bapak Beni" yang mengklaim menemukan korban pendaki dalam kondisi 1 tewas dan 1 korban kritis sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi.

“Setelah dilakukan pencarian oleh petugas SAR gabungan, baik dari PMI Kabupaten Magelang, SAR BPBD Kabupaten Magelang, Basarnas Yogyakarta, Polri dan relawan lain, tidak ditemukan adanya korban tewas dan kritis,” kata Rahmawati, Selasa 19 Maret 2013.


Fakta yang kedua, menurut Rahmawati, ada informasi bahwa korban telah dievakuasi dari lokasi kecelakaan dengan menggunakan kendaraan bermotor (motor trail) dan telah ditunggu oleh beberapa anggota SAR, relawan dan Polri namun tidak juga ada tanda-tanda kedatangan kendaraan tersebut. Bahkan seluruh rumah sakit terdekat juga dikonfirmasi dan menyatakan tidak ada korban pendaki dari Gunung Merapi.


“Anggota kami yang naik Gunung menuju lokasi kejadian kecelakaan yang menimpa korban tidak menemukan adanya jenazah. Pencarian terhadap 3 pendaki lain yang hilang juga tidak diketemukan,” katanya.


Kepala Sekolah SMK 5 Semarang yang dihubungi Badan SAR juga menyatakan tidak ada aktivitas pendakian di Gunung Merapi yang dilakukan oleh pelajar SMK 5 Semarang. “Tadi Bapak Kepala Sekolah SMK 5 Semarang, Kurniawan, menyatakan tidak ada aktivitas pendakian Gunung Merapi oleh pelajar SMK 5 Semarang. Begitu juga tidak ada nama siswi yang bernama Anisa Wulandari yang diberitakan dalam kondisi kritis,” katanya.

Karena itu, informasi soal pendaki hilang ini adalah informasi bohong. Semua petugas Basarnas, SAR, Polri , BPBD, relawan termasuk jurnalis yang sebelumnya meminta keterangan dari Basarnas tertipu.


Basarnas Minta Maaf

Atas kejadian tersebut, kata Rahmawati, Basarnas Yogyakarta meminta maaf yang sebesar- besarnya kepada seluruh masyarakat. Meski tertipu Basarnas menilai hal ini ada hikmahnya bagi semua dan pihak yang melakukan penipuan semoga diingatkan oleh Allah. “Basarnas Yogyakarta mohon maaf atas kesalahan informasi yang diberikan dan kami doakan saja oknum yang tak bertanggung jawab tadi diingatkan oleh Allah,” katanya.


Basarnas Yogyakarta sendiri kata Rahmawati masih akan mempelajari orang yang menyebarkan berita atau informasi yang menipu akan dilaporkan ke pihak kepolisian untuk ditindak lanjuti atau tidak. Namun dengan nomor yang ada pada orang yang pertamakali menyebarkan informasi tersebut maka petugas kepolisian dapat mengungkapnya. 


“Kami hanya berharap petugas kepolisian mengusut tuntas kasus ini karena yang dirugikan tidak saja Basarnas, PMI, BPBD namun petugas kepolisian setempat juga dirugikan,” katanya.


Chabibuloh relawan dari GP Anshor Magelang mengatakan bahwa seluruh anggota SAR, BPBD, PMI dan para relawan dari Kabupaten Magelang juga tertipu dengan informasi yang diberikan oleh seseorang yang tak bertanggung jawab itu. Padahal seluruh petugas sudah bersiaga dan melakukan penyisiran namun tidak menemukan keberadaan korban.


"Kami sudah melakukan klarifikasi kepada nomor handphone yang menyebarkan berita tersebut namun demikian nomor tersebut tidak bisa diklarifikasi. Demikian pula dengan informasi lewat media jejaring sosial, kami minta klarifikasi namun tidak ada yang merespons,” katanya.


Chabibuloh berharap aparat kepolisian segera mengungkap dan menangkap pelaku penipuan yang sangat merugikan banyak pihak termasuk dari kepolisian sendiri. “Harus ditangkap pelakunya sehingga dapat diketahui motifnya melakukan penyebaran informasi tidak benar dan meyesatkan dan di tuntut dengan Undang-Undang yang ada karena penyebar informasi tersebut no hand phone sudah jelas tertera,” katanya.



©[BASARNAS - FHI]
Share on Google Plus

About Unknown

Petualang muda yang suka apa saja kecuali belajar berhitung, jatuh cinta dunia Petualangan dan Alam Indonesia. Juga seorang pengagum pohon Bambu dan bunga Dandelion.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: